BALI, MOKSALAH KEMBALI
25 June 2009 at 08:39 (MOKSA)
Tags: bali aga, MOKSA, perjalanan spiritual orang bali, spiritual bali
OM, OM OM BHUR BHUWAH SWAH,
TAT SAWITUR WARENYAM,
BHARGO DEWASYA DHIMAHI,
DHIYO YO NAH PRACHODAYAT
Ya Hyang Widhi yang menguasai ketiga dunia ini,
Yang Maha Suci dan Sumber Segala Kehidupan, Sumber Segala Cahaya, Limpahkan pada Budi Nurani kami Penerangan Sinar Cahaya-Mu Yang Maha Suci.
bedugul
Damai dan hening, bebas dari hiruk pikuk polusi duniawi saat meditasi di Pulau Dewata kali ini. Perjalanan melintasi lautan yang membiru, yang kadang tenang membisu kadang pula berdebur sangar memekik garang menghempaskan karang-karang ego sampai luluh dalam tangis penuh kesadaran: Betapa kecilnya kita di tengah alam dan sesama ciptaan Sang Hyang Widi.
Betapa rindu kita akan belai kasih mesra Tuhan. Betapa banyak kasih-Nya yang terlewatkan sia-sia dalam pergumulan hidup kita sehari-hari, sebanyak riak gelombang yang tiada pernah berhenti detik demi detik, dalam ada maupun ketiadaan yang kita alami. Terus mengalir dalam irama pandangan maupun di luar pandangan kita.
Berhentilah sesaat di pura. Pura adalah penanda arah para perjalan spiritual. Terletak di hampir semua pelosok pulau yang dipangku alam yang hijau asri dalam masa penghujan, dan kering menyengat di musim kemarau. Namun demikian, tidaklah sedemikian terasa bedanya dalam naungan kesejukan yang kita rasakan dalam pelukan wibawa dari waktu ke waktu.
Bersujudlah memuja Sang Hyang Widi dan mintalah ampunan. Dia akan memberi petunjuk nyata berupa cermin hidup: tentang kegalauan ambisi, nafsu, emosi, dan hiruk-pikuknya keinginan hidup kita. Perhatikan tingkah yang diperagakan oleh monyet yang kita temui. Tepat seperti itulah ulah kita dalam pandangan Yang Maha Penimbang. Semakin banyak tingkah monyet yang menyesakkan dada, berarti semakin banyak pula yang harus kita sadari, dan kita benahi dalam hidup kita ini. Betapa marahnya murka Tuhan melihat ulah kita, seandainya beliau tidak lagi Maha Pengampun. Berserah dirilah ke hadapan Tuhan, hai manusia sombong!
Pohon-pohon yang rindang dengan akar-akar menjulur, burung-burung yang bersarang nyaman, klarap, bajing berloncatan, kera yang menyusui anaknya adalah fakta. Manusia yang masih percaya bahwa di sebuah pohon itu ada penunggu dan penjaga menjadi sebab kenapa di sana orang tidak gampang menebang dan memangkasnya. Setiap pojok ruang dan wilayah ada makhluk halus yang tidak perlu dimusuhi namun dijadikan teman akrab. Manusia tidak semena-mena melanggar karma, menginjak bumi dengan serakah akan menjadikan bumi tetap hijau dan hutan terjaga, menjadi paru-paru dunia. Seandainya Seluruh Indonesia seperti Bali, alangkah indahnya.
Benar, tidak seluruh petak di Bali ideal. Ada banyak titik yang kini sudah tidak lagi memegang prinsip-prinsip yin-yang tersebut. Meskipun masih ditutupi oleh kain hitam dan putih, namun aroma komersialisasi dan kapitalisasi budaya, adat dan eksotisme alamnya, gaya hidup hedonistik yang serta materialistik tidak terelakkan. Kehadiran mall, ruang-ruang wisata yang tidak berakar dari jati diri Bali akan mengganggu harmoni alam bali yang religius dan magis. Bali, oleh karenanya harus berjuang agar bisa mengembalikan ruh leluhur serta nenek moyang aslinya.
Kenapa manusia Bali bisa harmoni dengan alam, sementara di belahan tanah perdikan nusantara yang lain tidak? Marilah kita berkontemplasi sejenak. Inilah manusia yang sentral sebab sumber kerusakan alam. Manusia yang memahami, menghayati, meresapi dan melaksanakan ajaran Sangkan Paran pasti menjadi sumber kemakmuran. Bukan sebaliknya, menjadi sumber bencana.
Manusia Bali percaya bahwa ada tiga keyakinan yang perlu dihayati untuk mencapai tujuan hidup yang disebut JAGADHITA dan MOKSA. Tiga keyakinan tersebut adalah: TATTWA (FILSAFAT), SUSILA (ETIKA), dan UPACARA-YADNYA
Tattwa bermula dari pencarian kebenaran yang hakiki perjalanan hidup manusia. Tattwa diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan yang disebut PRAMANA. Ada tiga cara pokok yang disebut TRI PRAMANA. Tri Pramana ini, menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan baik nyata maupun abstrak yang meliputi:
AGAMA PRAMANA adalah suatu ukuran atau cara yang dipakai untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan mempercayai ucapan-ucapan kitab suci, karena sering mendengar petuah- petuah dan ceritera para guru, Resi atau orang- orang suci lainnya.
Ceritera- ceritera itu dipercayai dan diyakini karena kesucian batin dan keluhuran budi dari para Maha Resi itu. Apa yang diucapkan atau diceriterakannya menjadi pengetahuan bagi pendengarnya. Misalnya: Guru ilmu pengetahuan alam berceritera bahwa di angkasa luar banyak planet- planet, sebagaimana juga bumi berbentuk bulat dan berputar. Setiap murid percaya kepada apa yang diceriterakan gurunya, oleh karena itu tentang planet dan bumi bulat serta berputar menjadi pengetahuan yang diyakini kebenarannya, walaupun murid- murid tidak pernah membuktikannya.
Demikianlah manusia Bali meyakini Sang Hyang Widhi Wasa berdasarkan kepercayaan kepada ajaran Weda, melalui penjelasan- penjelasan dari para Maha Resi atau guru- guru agama, karena sebagai kitab suci manusia Bali memang mengajarkan tentang Tuhan itu demikian.
ANUMANA PRAMANA
Anumana Pramana adalah cara atau ukuran untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan menggunakan perhitungan logis berdasarkan tanda- tanda atau gejala- gejala yang dapat diamati. Dari tanda- tanda atau gejala- gejala itu ditarik suatu kesimpulan tentang obyek yang diamati tadi. Cara menarik kesimpulan adalah dengan dalil sebagai berikut: YATRA YATRA DHUMAH, TATRA TATRA WAHNIH: Di mana ada asap di sana pasti ada api.
Contoh lain: Apabila kita memperhatikan sistem tata surya yang harmonis, di mana bumi yang berputar pada sumbunya mengedari matahari, begitu pula bulan beredar mengelilingi matahari pada garis edarnya, tidak pernah bertabrakan, begitu teratur abadi. Kita lalu menjadi kagum dan berpikir bahwa keteraturan itu tentu ada yang mengatur, the force of nature yaitu Sang Hyang Widhi Wasa.
PRATYAKSA PRAMANA
Pratyaksa Pramana adalah cara untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini. Misalnya menyaksikan atau melihat dengan mata kepala sendiri, kita jadi tahu dan yakin terhadap suatu benda atau kejadian yang kita amati. Untuk dapat mengetahui serta merasakan adanya Sang Hyang Widhi Wasa dengan pengamatan langsung haruslah didasarkan atas kesucian batin yang tinggi dan kepekaan intuisi yang mekar dengan pelaksanaan yoga samadhi yang sempurna.
Pandangan hidup masyarakat Bali mendidik umatnya untuk yakin akan adanya kemahaagungan Sang Hyang Widhi Wasa. Tuhan merupakan sumber segala yang ada di alam ini baik yang tampak nyata maupun yang abstrak (sekala – niskala). Tuhan berada di mana-mana dan mengatasi segala keadaan, ada tanpa diadakan atau ada karena mengadakan dirinya sendiri (Wibhu Sakti), Maha Pencipta (Krya Sakti), dan maha mengetahui segala- galanya (Jnana Sakti). Brahman adalah Maha Esa, oleh karena itu manusia Bali berkeyakinan Monotheisme.
Dalam menguasai alam semesta Tuhan Yang Maha Esa dikenal dalam berbagai manifestasi sesuai fungsi dan kemahakuasaan- Nya yang disebut DEWA. Dewa berasal dari kata Sanskerta DIW yang artinya Sinar). Di dalam Reg Weda termaktub sbb: EKAM SAT WIPRA BAHUDA WADANTI, AGNIM YAMAM MATARISWANAM yang artinya Tuhan itu hanya satu adanya, namun disebut para Resi dengan berbagai nama seperti: AGNI, YAMA, MATARISWAN.
Di dalam Upanishad disebutkan EKAM EWA ADWITYAM BRAHMAN Tuhan itu hanya satu tidak ada duanya. Narayana Upanishad. NARAYANAD NA DWITYO ‘ASTI KASCIT. Narayana tidak ada dua- Nya yang hamba hormati.
Banyak gelar yang biasa dipakai manusia Bali kepada Tuhan Yang Maha Esa, misalnya: SANG HYANG PARAMESWARA (RAJA TERMULIA), PARAMA WISESA (MAHA KUASA), JAGAD KARANA (PENCIPTA ALAM) dan lain- lainnya. SEBAGAI PENCIPTA Ia bergelar BRAHMA, sebagai PEMELIHARA dan PELINDUNG disebut WISNU dan dalam fungsi atau kekuasaan- Nya MENGEMBALIKAN SEGALA ISI ALAM INI KEPADA SUMBER ASALNYA (PRALINA) Ia bergelar SIWA.
Dalam ketiga perwujudan inilah TUHAN YANG SATU disebut TRI MURTI.
SIFAT – SIFAT TUHAN
sifat- sifat Tuhan disebut Asta Sakti atau Astaiswarya yang artinya delapan sifat kemahakuasaan Tuhan.
1. HANA ANIMA NGARANYA/ Kesaktian Tuhan yang disebut Anima. “Anu” yang berarti “atom”. Anima dari Astaiswarya, ialah sifat yang halus bagaikan kehalusan atom yang dimiliki oleh Sang Hyang Widhi Wasa.
2. HANA LAGHIMA NGARANYA/Kesaktian Tuhan yang disebut Laghima. Laghima berasal dari kata “Laghu” yang artinya ringan. Laghima berarti sifat- Nya yang amat ringan lebih ringan dari ether.
3. HANA MAHIMA NGARANYA/Kesaktian Tuhan yang disebut Mahima. Mahima berasal dari kata “Maha” yang berarti Maha Besar, di sini berarti Sang Hyang Widhi Wasa meliputi semua tempat. Tidak ada tempat yang kosong (hampa) bagi- Nya, semua ruang angkasa dipenuhi.
4. HANA PRAPTI NGARANYA/Kesaktian Tuhan yang disebut Prapti. Prapti berasal dari “Prapta” yang artinya tercapai. Prapti berarti segala tempat tercapai oleh- Nya, ke mana Ia hendak pergi di sana Ia telah ada.
5. HANA PRAKAMYA NGARANYA/Kesaktian Tuhan yang disebut Prakamya/ Prakamya berasal dari kata “Pra Kama” berarti segala kehendak- Nya selalu terlaksana atau terjadi.
6. HANA ISITWA NGARANYA/Kesaktian Tuhan yang disebut Isitwa/ Isitwa berasal dari kata “Isa” yang berarti raja, Isitwa berarti merajai segala- galanya, dalam segala hal paling utama.
7. HANA WASITWA NGARANYA/Kesaktian Tuhan yang disebut Wasitwa. Wasitwa berasal dari kata “Wasa” yang berarti menguasai dan mengatasi. Wasitwa artinya paling berkuasa.
8. HANA YATRAKAMAWASAYITWA NGARANYA/ Kesaktian Tuhan yang disebut Yatrakamawasayitwa Yatrakamawasayitwa berarti tidak ada yang dapat menentang kehendak dan kodrat- Nya.
Kedelapan sifat keagungan Sang Hyang Widhi Wasa ini, disimbulkan dengan singgasana teratai (padmasana) yang berdaun bunga delapan helai (astadala). Singgasana teratai adalah lambang kemahakuasaan- Nya dan daun bunga teratai sejumlah delapan helai itu adalah lambang delapan sifat agung/ kemahakuasaan (Astaiswarya) yang menguasai dan mengatur alam semesta dan makhluk semua.
ATMAN
ATMAN adalah merupakan percikan- percikan kecil (halus) dari BRAHMAN/ Sang Hyang Widhi Wasa yang berada di dalam setiap makhluk hidup. Atman di dalam badan manusia disebut: JIWATMAN yaitu yang menghidupkan manusia. Hubungan atman dengan badan ini ibarat bola lampu dengan listrik. Bola lampu tidak akan menyala tanpa listrik, demikian pula badan jasmani takkan hidup tanpa atman.
ATMAN itu menghidupkan sarwa prani (makhluk di alam semesta ini). Indra manusia tak dapat bekerja bila tak ada atman. Misalnya telinga tak dapat mendengar bila tak ada atman, mata tak dapat melihat bila tak ada atman, kulit tak dapat merasakan bila tak ada atman. Atman itu berasal dari Sang Hyang Widhi Wasa, bagaikan matahari dengan sinarnya. Sang Hyang Widhi Wasa sebagai matahari dan atma- atma sebagai sinar- Nya yang terpencar memasuki dalam hidup semua makhluk.
Di dalam kitab Bhagavad-Gita terdapat penjelasan tentang sifat- sifat atma. Secara singkat sifat- sifat atma itu sebagai berikut:
Achedya=tak terlukai oleh senjata
Adahya=tak terbakar oleh api
Akledya=tak terkeringkan oleh angin
Acesyah=tak terbasahkan oleh air
Nitya=abadi
Sarwagatah=di mana- mana ada
Sthanu=tak berpindah- pindah
Acala= tak bergerak
Sanatana=selalu sama
Awyakta=tak dilahirkan
Acintya=tak terpikirkan
Awikara=tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun perempuan.
Atma itu mengatasi segala elemen materi, kekal abadi, dan tidak terpikirkan. Oleh karenanya atma itu tidak dapat menjadi subyek maupun obyek dan tindakan atau pekerjaan. Dengan perkataan lain atma itu tidak terkena oleh akibat perubahan- perubahan yang dialami pikiran, hidup, dan badan jasmani. Semua bentuk ini bisa berubah, datang, dan pergi, tetapi atma itu tetap langgeng untuk selamanya.
KARMAPHALA
Karmaphala terdiri dari dua kata yaitu KARMA dan PHALA, berasal dari bahasa Sanskerta. “Karma” artinya perbuatan dan “Phala” artinya buah, hasil, atau pahala. Jadi Karmaphala artinya hasil dari perbuatan seseorang.
Kita percaya bahwa perbuatan yang baik (subha karma) membawa hasil yang baik dan perbuatan yang buruk (asubha karma) membawa hasil yang buruk. Jadi seseorang yang berbuat baik pasti baik pula yang akan diterimanya, demikian pula sebaliknya yang berbuat buruk, buruk pula yang akan diterimanya. Karmaphala memberi keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk.
Phala dari karma itu ada tiga macam yaitu:
1. SANCITA KARMAPHALA/Phala dari perbuatan dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang.
2. PRARABDA KARMAPHALA/Phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya lagi.
3. KRIYAMANA KARMAPHALA/Phala perbuatan yang tidak dapat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.
Dengan pengertian tiga macam Karmaphala itu maka jelaslah, cepat atau lambat, dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari perbuatan itu pasti diterima karena sudah merupakan hukum. Karmaphala mengantarkan roh (atma) masuk Surga atau masuk neraka. Bila dalam hidupnya selalu berkarma baik maka pahala yang didapat adalah Surga, sebaliknya bila hidupnya itu selalu berkarma buruk maka hukuman nerakalah yang diterimanya. Dalam pustaka- pustaka dan ceritera- ceritera keagamaan dijelaskan bahwa Surga artinya alam atas, alam suksma, alam kebahagiaan, alam yang serba indah dan serba mengenakkan. Neraka adalah alam hukuman, tempat roh atau atma mendapat siksaan sebagai hasil dan perbuatan buruk selama masa hidupnya. Selesai menikmati Surga atau neraka, roh atau atma akan mendapatkan kesempatan mengalami penjelmaan kembali sebagai karya penebusan dalam usaha menuju Moksa.
SURGA DAN NERAKA.
Segala baik buruk kegiatan (SUBHA KARMA ATAU ASUBHA KARMA) akan membawa akibat tidak saja di dalam hidup sekarang ini tetapi juga di akhirat (Surga dan neraka). Setelah ATMA (roh) dengan SUKSMA SARIRA (badan astral) terpisah dari STULA SARIRA (badan wadag) dan membawa akibat pula dalam penjelmaan yang akan datang (PUNARBHAWA), maka atma bersama dengan suksma sariranya bersenyawa lagi dengan stula sarira. Sang Hyang Widhi Wasa menghukumnya dengan hukum yang bersendikan Dharma. Dan Dia akan merahmati atma seseorang yang berjasa dan yang melakukan amal kebajikan yang suci (subha karma) dan Diapun akan mengampuni atma seseorang yang pernah berbuat dosa, bila ia tobat dan tawakal serta tidak akan melakukan dosa lagi.
Tuhan Yang Maha Tahu bergelar YAMADIPATI (PELINDUNG AGUNG HUKUM KEADILAN) yang selalu menjatuhi hukuman kepada atma yang tiada henti- hentinya melakukan kejahatan atau dosa dan memasukkannya ke dalam neraka. Di sini atma itu menerima hasil perbuatannya berupa neraka. Adapun penjelmaan atma semacam ini adalah sangat nista dan derajatnya pun semakin merosot, jika ia selalu berbuat jahat.
PUNARBHAWA / SAMSARA
Kata punarbhawa terdiri dari dua kata Sanskerta yaitu punar (lagi) dan bhawa (menjelma). Jadi Punarbhawa ialah keyakinan terhadap kelahiran yang berulang-ulang yang disebut juga penitisan atau samsara. Dalam Pustaka suci Weda tersebut dinyatakan bahwa penjelmaan jiwatman berulang- ulang di dunia ini atau di dunia yang lebih tinggi disebut samsara. Kelahirannya yang berulang- ulang ini membawa akibat suka dan duka. Punarbhawa atau samsara terjadi oleh karena jiwatman masih dipengaruhi oleh WISAYA dan AWIDYA sehingga kematiannya akan diikuti oleh kelahiran kembali.
Dalam Bhagavad-Gita Sang Krisna berkata: Wahai Arjuna, kamu dan Aku telah lahir berulang- ulang sebelum ini, hanya Aku yang tahu sedangkan kamu tidak, kelahiran sudah tentu akan diikuti oleh kematian dan kematian akan diikuti oleh kelahiran. Segala perbuatan ini menyebabkan adanya bekas (wasana) pada jiwatma. Bekas- bekas perbuatan (karma wasana) itu ada bermacam- macam, jika yang melekat bekas- bekas keduniawian maka jiwatman akan lebih cenderung dan gampang ditarik oleh hal- hal keduniawian sehingga jiwatman itu lahir kembali.
MOKSA
Tujuan hidup manusia Bali, ialah mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin (moksartham jagadhita). KEBAHAGIAAN BATIN YANG TERTINGGI IALAH BERSATUNYA ATMAN DENGAN BRAHMAN YANG DISEBUT MOKSA. Moksa atau mukti atau nirwana berarti kebebasan, kemerdekaan atau terlepas dari ikatan karma, kelahiran, kematian, dan belenggu maya/ penderitaan hidup keduniawian. Moksa adalah tujuan terakhir bagi manusia Bali.
Dengan menghayati dan mengamalkan ajaran hidup dalam kehidupan sehari- hari secara baik dan benar, misalnya dengan menjalankan sembahyang batin dengan menetapkan CIPTA (DHARANA), memusatkan CIPTA (DHYANA) dan mengheningkan CIPTA (SEMADHI), manusia berangsur- angsur akan dapat mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi ialah bebas dari segala ikatan keduniawian, untuk mencapai bersatunya Atman dengan Brahman.
Kebebasan yang sulit dicapai bila banyak makhluk akan lahir dan mati serta hidup kembali tanpa kemauannya sendiri. Akan tetapi masih ada satu yang tak tampak dan kekal, tiada binasa dikala semua makhluk binasa. Nah, yang tak tampak dan kekal itulah harus menjadi tujuan utama supaya tidak lagi mengalami penjelmaan ke dunia, tetapi mencapai tempat Brahman yang tertinggi.
Jika kita selalu ingat kepada Brahman, berbuat demi Brahman maka tak usah disangsikan lagi kita akan kembali kepada Brahman. Untuk mencapai ini orang harus selalu berusaha, berbuat baik sesuai dengan pandangan hidupnya yang menjelaskan bagaimana caranya orang melaksanakan pelepasan dirinya dari ikatan maya agar akhirnya Atman dapat bersatu dengan Brahman. Penderitaan dapat dihilangkan dan dunia ini tidak dianggap sebagai hukuman, tetapi sebaliknya sebagai penolong sesama manusia sebagai AWATARA atau AVATAR.
OM SANTI, SANTI, SANTI OM
Semoga damai dihati, damai didunia, damai selalu.
Senin, 22 Februari 2010
Rabu, 17 Februari 2010
face book facebook google google buzz velentine day velentine
face book facebook google google buzz velentine day velentine youtube imlek 14 feb setiap tahun hari paling bahagia buat pasangan kekasih tp bgi aku hri plg sunyi tahun ni.... mengapa tuhan tidak adil beri aku dugaan ini. kenapa kau ambil org yg ku cintai begitu aawal...... aku cinta padamu taja dunya tua enda ...
Minggu, 14 Februari 2010
Hanya Berbekal Facebook, Bisa Setubuhi Gadis Model ABG 14 Tahun
korban facebookLagi-lagi Facebook jejaring sosial dunia maya yang sangat populer itu kini menjadi media yang disalahgunakan oleh penggunanya, seperti diberitakan di beberapa media masih beberapa hari terakhir ini. Seorang remaja putri beranjak dewasa alias ABG yang memiliki kenalan lewat FB ini dengan seorang remaja pria melakukan kopdar alias kopi darat (janjian ketemu di dunia nyata) dan akhirnya, yang lebih menghebohkan adalah pengakuan keduanya bahwa selama mereka kopdar dimana sempat menghilang dari pengetahuan orang tua mereka kedua remaja itu akhirnya melakukan hubungan badan layaknya suami istri hingga 3 kali. Sungguh membuat miris mendengarnya.
Para orang tua harus begitu mengerti seberapa berpengaruh dampak negatif dari internet dan pergaulan bebas pada anaknya
Para orang tua harus begitu mengerti seberapa berpengaruh dampak negatif dari internet dan pergaulan bebas pada anaknya
Adapun kronogis kejadian tragis dan membuat kita semua tercengang itu sebagai berikut:
Marietta Nova Triani yang berusia 14 tahun menghilang di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang. Ada kemungkinan dia diculik, dilarikan pacarnya, atau minggat bersama kenalannya difacebook.
Nova merupakan putri ketigapasangan Heri Kistiono-Ny Tri. ABG bertinggi badan 150 cm ini saat meninggalkan rumah mengenakan kaus berwarna abu-abu tua dan bercelana pendek berwarna krem, serta sepatu kanvas warna hitam bercorak tutul-tutul putih.
Keluarga Nova sendiri tinggal di Perumahan Megarsari Permai Blok E No 2, Sidoarjo, Jawa Timur. Karena ada kerabat yang menikah, Nova bersama seluruh anggota keluarganya tinggal di rumah saudaranya di Cluster Alamanda Blok L No 14, BSD.
Hari Jumat, Nova bersama orangtuanya mengunjungi rumah pamannya yang jadi anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan di Tanahkusir, Jakarta Selatan. Mereka mengadakan pertemuan terakhir sebelum menghadiri resepsi pernikahan esok harinya, tepatnya Sabtu 6 Februari.
Pada saat Nova berada di Tanahkusir, datang seorang remaja pria, yang diduga bernama Arie Power. Dia tidak masuk ke rumah, melainkan hanya menunggu di depan. Melihat pujaan hatinya datang, Nova langsung menghampirinya dan bercengkerama. Ternyata pertemuan itu tidak disukai oleh ibunda Nova.
“Begitu Nova masuk, mamanya langsung marah, dan mereka ribut,” ucap Herbuningsih, tante Nova.
Pada saat acara pernikahan kerabatnya berlangsung, Nova didaulat menjadi penerima tamu. Namun selama itu dia sibuk ber-SMS dengan seseorang. Acara pernikahan itu berlangsung pukul 11.00-17.00.
“Setelah acara itu kami, keluarga besar, berkumpul di rumah adik saya di BSD. Ketika kami lagi berkumpul, sekitar jam 18.30 datang tiga remaja, yang salah satunya Arie Power itu. Mereka naik motor. Mereka juga tidak masuk, hanya di luar, sambil menunjuk?nunjuk ke rumah ini,” ucap Herbuningsih.
Seketika itu juga, Nova keluar dan menemui tiga remaja tersebut. Sesaat kemudian, Nova kembali masuk dan keluar lagi dengan membawa tas berwarna cokelat. Karena suasana rumah sedang ramai, pihak keluarga tidak memperhatikan kepergian Nova. Keluarga baru tersadar sekitar jam 20.00, ketika orangtua Nova, Heri Kristiono, mencari sang anak.
“Telepon genggamnya terus dihubungi, tapi tidak ada jawaban karena dalam posisi mati. Kami semua jadi panik, karena sudah ditunggu hingga larut malam dia tidak juga pulang. Akhirnya kami mencari dia sampai ke Ancol, tapi tidak ketemu. Pokoknya kami tidak bisa tidur,” tutur Herbuningsih.
Sejak itulah Nova dinyatakan hilang oleh pihak keluarga. Pencarian dilanjutkan pada Minggu (7/2) ke sejumlah pusat perbelanjaan, baik yang ada di kawasan Serpong maupun di Jakarta. Upaya itu juga nihil. Sampai akhirnya pihak keluarga melapor ke Polsektro Serpong, Senin siang.
Menurut Benedikta (15), sepupu Nova, Arie dan Nova berkenalan di facebook. Sambil menunjukkan akun facebook milik Nova, Benedikta mengatakan bahwa Nova berniat menikah pada usia 17 tahun. Di akun facebook-nya, Nova menulis statusnya dengan kalimat “sudah menikah dengan Arie Power”. Begitu pula pada akun Arie, dengan status yang sama.
“Kata Nova, Arie itu anak kelas 2 SMA 24 di Tangerang. Arie anak band,” ujarnya.
Kapolsektro Serpong AKP Budi Hermanto saat dihubungi mengatakan bahwa pihaknya belum bisa bertindak karena pihak keluarga Nova belum melapor secara resmi.
“Ini delik aduan, sehingga kami baru bisa bertindak setelah ada laporan resmi. Sejauh ini pihak keluarga hanya datang melapor, sambil minta tolong menyebar foto Nova di berbagai tempat,” ucap Budi.
Sampai semalam, orangtua dan kerabat Nova sudah berkeliling Jabodetabek untuk mencarinya. Dari Bekasi, orangtua Nova menuju RSCM di Salemba karena ada info bahwa Nova dirawat di sana. Tapi hasilnya juga nihil dan foto Nova pun dititipkan ke petugas administrasi RSCM.
Ayah Nova, Heri Kristiono, begitu gelisah setelah berhari-hari mencari putrinya tanpa hasil. Ia sangat khawatir dengan kondisi Nova setelah tiga hari hilang. Kalau toh ada yang meminta tebusan, ia rela memenuhinya asalnya anaknya selamat.
Marietta Nova Triani yang berusia 14 tahun akhirnya ditemukan setelah menghilang tiga hari. Nova ternyata dibawa pergi—atau ikut pergi—oleh kenalannya di Facebook, Ari Power, sejak Sabtu (6/2). Dalam pelarian, Nova tiga kali berhubungan badan dengan Ari.
Ari atau Ari Power merupakan nama beken di akun Facebook. Nama sebenarnya remaja berusia 18 tahun itu adalah Feb Ir. Baru tiga bulan dia berkenalan dengan gadis ingusan itu lewat Facebook. Baru sekali pula bertemu, tapi mereka sudah berhubungan layaknya suami-istri.
Saat ditangkap polisi Senin (8/2) petang, Nova dan Ari tengah berduaan di kawasan Jatiuwung, Tangerang. Tim kepolisian yang dipimpin Kompol Audie Latuheru dan AKP Danang D Kartiko turun tangan setelah setelah orangtua Nova, Heri Kristiono, melaporkan anaknya hilang ke Polsektro Serpong.
Senin malam hari, Nova langsung dibawa ke Rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk menjalani visum. Baru pada Selasa (9/2) sekitar pukul 01.50 Ari dan Nova dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan. Ari memakai kaus putih dan celana jins biru, sementara Nova memakai rok batik dan atasan hitam. Nova menutupi mukanya dan menangis sesenggukan saat tiba di mapolda. Awalnya mereka diperiksa di Ditreskrimum tapi kemudian dipindahkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
Kemarin pukul 17.25, Ari dibawa ke Polda Banten dengan mobil Kijang LGX bernopol 1123 QZ. Ari mengenakan kaus putih dibalut jaket cokelat dan celana pendek warna krem. Dia masuk ke mobil sambil menutupi kepalanya dengan jaket.
“Karena lokasi kejadiannya masuk wilayah Banten, dia kami bawa untuk ditahan di sana,” ucap Kanit PPA, Kompol Murnila.
Lima menit kemudian disusul Nova yang keluar dari ruang pemeriksaan, untuk pulang. “Sudah diperbolehkan pulang,” kata Heri Kristianto, ayah Nova.
Kepala Satuan Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Nico Afinta mengatakan, kedua remaja itu suka sama suka atau bisa dibilang saling cinta. Meski sudah tiga kali menyetubuhi Nova, Ari belum bisa dijerat dengan pasal pemerkosaan. Sebab, polisi belum bisa menemukan unsur paksaan.
Namun, Ari ditetapkan sebagai tersangka dengan Pasal 332 KUHP tentang perbuatan membawa kabur anak di bawah umur tanpa seizin orangtuanya. Remaja drop out SMA itu juga dijerat Undang-Undang No 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Boy Rafli Amar, mengatakan Ari dan Nova berkenalan di jejaring sosial Facebook sejak November 2009. Dari chatting, keduanya melanjutkan hubungan lewat telepon dan saling kirim SMS.
Pada hari Jumat di kediaman pamannya yang menjadi anggota DPR, Nova untuk pertama kalinya ditemui Ari. Esok harinya, Nova menghilang hingga ditemukan Senin.
Nova sendiri bersama orangtuanya tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur Mereka datang ke Jakarta sejak pekan lalu untuk menghadiri resepsi pernikahan kerabatnya.
“Jadi kemarin itu merupakan pertemuan pertama kali. Selama dua hari, tersangka membawa korban ke rumah orangtuanya di Cijeruk, Serang, Banten. Ibu tersangka sempat keberatan karena putranya itu membawa seorang anak gadis ke rumahnya,” papar Boy.
Ari merupakan anak pertama dari keluarga broken home. Ibu dan ayahnya bercerai. Dia juga putus sekolah dan hanya mengenyam bangku pendidikan sampai kelas 2 SMK di Tangerang.
Selain ke rumah ibunya di Serang, Ari juga membawa Nova ke rumah ayahnya, Fahrurozi, di Periuk, Kota Tangerang. Fahrurozi sendiri sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik.
Ari selalu nongkrong di warnet untuk bisa mengakses internet. Sebab, di rumah orangtuanya tidak tersedia komputer. “Di rumah saya, apalagi di rumah ibunya, tak ada komputer. Jadi dia selalu ke warnet,” kata Fahrurozi dalam wawancara dengan TVOne.
Fahrurozi ikut gelisah ketika Ari membawa anak gadis ke rumahnya pada Sabtu (6/2). Dia pun meminta Ari untuk memulangkan Nova karena takut dicari orangtuanya, tetapi gadis itu malah menangis.
“Saya tak tahu lagi di mana mereka karena pada hari Minggu mereka berdua sudah pergi dari rumah saya. Dari televisi saya baru tahu bahwa ternyata Ari membawa gadis itu ke rumah ibunya di Serang,” kata Fahrurozi.
Kekerasan seksual
Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan apa yang dilakukan Ari Power merupakan bentuk kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Ari jelas melanggar UU Perlindungan Anak. “Ancamannya bisa 5 sampai 15 tahun penjara,” kata Arist.
Fenomena yang dialami Ari dan Nova ini, kata Arist, merupakan bukti kecanggihan teknologi informasi dan jejaring Facebook. Menurut dia, Facebook berguna sebagai jejaring sosial namun banyak disalahgunakan oleh sebagian orang. Bahkan kecanggihan teknologi saat ini dimanfaatkan orang untuk modus-modus kejahatan.
Komnas PA mengimbau masyarakat, khususnya anak-anak remaja dan yang baru beranjak dewasa, agar tidak mudah percaya jika berinteraksi dengan seseorang di facebook. Orangtua juga diimbau untuk proaktif memberikan saran kepada anak- anaknya yang gemar main Facebook.
“Keluarga mesti ekstraperhatian kepada anak remajanya. Bagi anak remaja, bermain Facebook adalah sebagai tempat curhat karena kurangnya perhatian dari orangtua. Karena itu, orangtua zaman sekarang jangan sampai gagap teknologi, harus bisa memperhatikan pengaruh perkembangan kemajuan teknologi terhadap anaknya,” tutur Arist. (Sumber: Warta Kota)
Semakin banyak deretan korban jejaring sosial berjatuhan, beberapa waktu lalu jaringan prostitusi yang menggunakan Facebook sebagai media menawarkan diri telah dibongkar, sekarang remaja belia juga menjadi korban lagi, akankah korban korban dampak negatif dari Facebook berjatuhan dimasa masa mendatang?
Haruskah semakin banyak lagi percecokan dan perceraian rumah tangga terjadi dipicu hubungan sosial via facebook yang disalahgunakan semakin banyak jumlahnya? tentunya hal ini dilema, karena kunci utamanya adalah para pelaku itu sendiri, meminjam istilah dua sisi pisau tajam, disatu sisi bisa begitu bermanfaat di sisi lain bisa menjadi pembunuh.
Para orang tua harus begitu mengerti seberapa berpengaruh dampak negatif dari internet dan pergaulan bebas pada anaknya
Para orang tua harus begitu mengerti seberapa berpengaruh dampak negatif dari internet dan pergaulan bebas pada anaknya
Adapun kronogis kejadian tragis dan membuat kita semua tercengang itu sebagai berikut:
Marietta Nova Triani yang berusia 14 tahun menghilang di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang. Ada kemungkinan dia diculik, dilarikan pacarnya, atau minggat bersama kenalannya difacebook.
Nova merupakan putri ketigapasangan Heri Kistiono-Ny Tri. ABG bertinggi badan 150 cm ini saat meninggalkan rumah mengenakan kaus berwarna abu-abu tua dan bercelana pendek berwarna krem, serta sepatu kanvas warna hitam bercorak tutul-tutul putih.
Keluarga Nova sendiri tinggal di Perumahan Megarsari Permai Blok E No 2, Sidoarjo, Jawa Timur. Karena ada kerabat yang menikah, Nova bersama seluruh anggota keluarganya tinggal di rumah saudaranya di Cluster Alamanda Blok L No 14, BSD.
Hari Jumat, Nova bersama orangtuanya mengunjungi rumah pamannya yang jadi anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan di Tanahkusir, Jakarta Selatan. Mereka mengadakan pertemuan terakhir sebelum menghadiri resepsi pernikahan esok harinya, tepatnya Sabtu 6 Februari.
Pada saat Nova berada di Tanahkusir, datang seorang remaja pria, yang diduga bernama Arie Power. Dia tidak masuk ke rumah, melainkan hanya menunggu di depan. Melihat pujaan hatinya datang, Nova langsung menghampirinya dan bercengkerama. Ternyata pertemuan itu tidak disukai oleh ibunda Nova.
“Begitu Nova masuk, mamanya langsung marah, dan mereka ribut,” ucap Herbuningsih, tante Nova.
Pada saat acara pernikahan kerabatnya berlangsung, Nova didaulat menjadi penerima tamu. Namun selama itu dia sibuk ber-SMS dengan seseorang. Acara pernikahan itu berlangsung pukul 11.00-17.00.
“Setelah acara itu kami, keluarga besar, berkumpul di rumah adik saya di BSD. Ketika kami lagi berkumpul, sekitar jam 18.30 datang tiga remaja, yang salah satunya Arie Power itu. Mereka naik motor. Mereka juga tidak masuk, hanya di luar, sambil menunjuk?nunjuk ke rumah ini,” ucap Herbuningsih.
Seketika itu juga, Nova keluar dan menemui tiga remaja tersebut. Sesaat kemudian, Nova kembali masuk dan keluar lagi dengan membawa tas berwarna cokelat. Karena suasana rumah sedang ramai, pihak keluarga tidak memperhatikan kepergian Nova. Keluarga baru tersadar sekitar jam 20.00, ketika orangtua Nova, Heri Kristiono, mencari sang anak.
“Telepon genggamnya terus dihubungi, tapi tidak ada jawaban karena dalam posisi mati. Kami semua jadi panik, karena sudah ditunggu hingga larut malam dia tidak juga pulang. Akhirnya kami mencari dia sampai ke Ancol, tapi tidak ketemu. Pokoknya kami tidak bisa tidur,” tutur Herbuningsih.
Sejak itulah Nova dinyatakan hilang oleh pihak keluarga. Pencarian dilanjutkan pada Minggu (7/2) ke sejumlah pusat perbelanjaan, baik yang ada di kawasan Serpong maupun di Jakarta. Upaya itu juga nihil. Sampai akhirnya pihak keluarga melapor ke Polsektro Serpong, Senin siang.
Menurut Benedikta (15), sepupu Nova, Arie dan Nova berkenalan di facebook. Sambil menunjukkan akun facebook milik Nova, Benedikta mengatakan bahwa Nova berniat menikah pada usia 17 tahun. Di akun facebook-nya, Nova menulis statusnya dengan kalimat “sudah menikah dengan Arie Power”. Begitu pula pada akun Arie, dengan status yang sama.
“Kata Nova, Arie itu anak kelas 2 SMA 24 di Tangerang. Arie anak band,” ujarnya.
Kapolsektro Serpong AKP Budi Hermanto saat dihubungi mengatakan bahwa pihaknya belum bisa bertindak karena pihak keluarga Nova belum melapor secara resmi.
“Ini delik aduan, sehingga kami baru bisa bertindak setelah ada laporan resmi. Sejauh ini pihak keluarga hanya datang melapor, sambil minta tolong menyebar foto Nova di berbagai tempat,” ucap Budi.
Sampai semalam, orangtua dan kerabat Nova sudah berkeliling Jabodetabek untuk mencarinya. Dari Bekasi, orangtua Nova menuju RSCM di Salemba karena ada info bahwa Nova dirawat di sana. Tapi hasilnya juga nihil dan foto Nova pun dititipkan ke petugas administrasi RSCM.
Ayah Nova, Heri Kristiono, begitu gelisah setelah berhari-hari mencari putrinya tanpa hasil. Ia sangat khawatir dengan kondisi Nova setelah tiga hari hilang. Kalau toh ada yang meminta tebusan, ia rela memenuhinya asalnya anaknya selamat.
Marietta Nova Triani yang berusia 14 tahun akhirnya ditemukan setelah menghilang tiga hari. Nova ternyata dibawa pergi—atau ikut pergi—oleh kenalannya di Facebook, Ari Power, sejak Sabtu (6/2). Dalam pelarian, Nova tiga kali berhubungan badan dengan Ari.
Ari atau Ari Power merupakan nama beken di akun Facebook. Nama sebenarnya remaja berusia 18 tahun itu adalah Feb Ir. Baru tiga bulan dia berkenalan dengan gadis ingusan itu lewat Facebook. Baru sekali pula bertemu, tapi mereka sudah berhubungan layaknya suami-istri.
Saat ditangkap polisi Senin (8/2) petang, Nova dan Ari tengah berduaan di kawasan Jatiuwung, Tangerang. Tim kepolisian yang dipimpin Kompol Audie Latuheru dan AKP Danang D Kartiko turun tangan setelah setelah orangtua Nova, Heri Kristiono, melaporkan anaknya hilang ke Polsektro Serpong.
Senin malam hari, Nova langsung dibawa ke Rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk menjalani visum. Baru pada Selasa (9/2) sekitar pukul 01.50 Ari dan Nova dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan. Ari memakai kaus putih dan celana jins biru, sementara Nova memakai rok batik dan atasan hitam. Nova menutupi mukanya dan menangis sesenggukan saat tiba di mapolda. Awalnya mereka diperiksa di Ditreskrimum tapi kemudian dipindahkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
Kemarin pukul 17.25, Ari dibawa ke Polda Banten dengan mobil Kijang LGX bernopol 1123 QZ. Ari mengenakan kaus putih dibalut jaket cokelat dan celana pendek warna krem. Dia masuk ke mobil sambil menutupi kepalanya dengan jaket.
“Karena lokasi kejadiannya masuk wilayah Banten, dia kami bawa untuk ditahan di sana,” ucap Kanit PPA, Kompol Murnila.
Lima menit kemudian disusul Nova yang keluar dari ruang pemeriksaan, untuk pulang. “Sudah diperbolehkan pulang,” kata Heri Kristianto, ayah Nova.
Kepala Satuan Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Nico Afinta mengatakan, kedua remaja itu suka sama suka atau bisa dibilang saling cinta. Meski sudah tiga kali menyetubuhi Nova, Ari belum bisa dijerat dengan pasal pemerkosaan. Sebab, polisi belum bisa menemukan unsur paksaan.
Namun, Ari ditetapkan sebagai tersangka dengan Pasal 332 KUHP tentang perbuatan membawa kabur anak di bawah umur tanpa seizin orangtuanya. Remaja drop out SMA itu juga dijerat Undang-Undang No 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Boy Rafli Amar, mengatakan Ari dan Nova berkenalan di jejaring sosial Facebook sejak November 2009. Dari chatting, keduanya melanjutkan hubungan lewat telepon dan saling kirim SMS.
Pada hari Jumat di kediaman pamannya yang menjadi anggota DPR, Nova untuk pertama kalinya ditemui Ari. Esok harinya, Nova menghilang hingga ditemukan Senin.
Nova sendiri bersama orangtuanya tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur Mereka datang ke Jakarta sejak pekan lalu untuk menghadiri resepsi pernikahan kerabatnya.
“Jadi kemarin itu merupakan pertemuan pertama kali. Selama dua hari, tersangka membawa korban ke rumah orangtuanya di Cijeruk, Serang, Banten. Ibu tersangka sempat keberatan karena putranya itu membawa seorang anak gadis ke rumahnya,” papar Boy.
Ari merupakan anak pertama dari keluarga broken home. Ibu dan ayahnya bercerai. Dia juga putus sekolah dan hanya mengenyam bangku pendidikan sampai kelas 2 SMK di Tangerang.
Selain ke rumah ibunya di Serang, Ari juga membawa Nova ke rumah ayahnya, Fahrurozi, di Periuk, Kota Tangerang. Fahrurozi sendiri sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik.
Ari selalu nongkrong di warnet untuk bisa mengakses internet. Sebab, di rumah orangtuanya tidak tersedia komputer. “Di rumah saya, apalagi di rumah ibunya, tak ada komputer. Jadi dia selalu ke warnet,” kata Fahrurozi dalam wawancara dengan TVOne.
Fahrurozi ikut gelisah ketika Ari membawa anak gadis ke rumahnya pada Sabtu (6/2). Dia pun meminta Ari untuk memulangkan Nova karena takut dicari orangtuanya, tetapi gadis itu malah menangis.
“Saya tak tahu lagi di mana mereka karena pada hari Minggu mereka berdua sudah pergi dari rumah saya. Dari televisi saya baru tahu bahwa ternyata Ari membawa gadis itu ke rumah ibunya di Serang,” kata Fahrurozi.
Kekerasan seksual
Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan apa yang dilakukan Ari Power merupakan bentuk kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Ari jelas melanggar UU Perlindungan Anak. “Ancamannya bisa 5 sampai 15 tahun penjara,” kata Arist.
Fenomena yang dialami Ari dan Nova ini, kata Arist, merupakan bukti kecanggihan teknologi informasi dan jejaring Facebook. Menurut dia, Facebook berguna sebagai jejaring sosial namun banyak disalahgunakan oleh sebagian orang. Bahkan kecanggihan teknologi saat ini dimanfaatkan orang untuk modus-modus kejahatan.
Komnas PA mengimbau masyarakat, khususnya anak-anak remaja dan yang baru beranjak dewasa, agar tidak mudah percaya jika berinteraksi dengan seseorang di facebook. Orangtua juga diimbau untuk proaktif memberikan saran kepada anak- anaknya yang gemar main Facebook.
“Keluarga mesti ekstraperhatian kepada anak remajanya. Bagi anak remaja, bermain Facebook adalah sebagai tempat curhat karena kurangnya perhatian dari orangtua. Karena itu, orangtua zaman sekarang jangan sampai gagap teknologi, harus bisa memperhatikan pengaruh perkembangan kemajuan teknologi terhadap anaknya,” tutur Arist. (Sumber: Warta Kota)
Semakin banyak deretan korban jejaring sosial berjatuhan, beberapa waktu lalu jaringan prostitusi yang menggunakan Facebook sebagai media menawarkan diri telah dibongkar, sekarang remaja belia juga menjadi korban lagi, akankah korban korban dampak negatif dari Facebook berjatuhan dimasa masa mendatang?
Haruskah semakin banyak lagi percecokan dan perceraian rumah tangga terjadi dipicu hubungan sosial via facebook yang disalahgunakan semakin banyak jumlahnya? tentunya hal ini dilema, karena kunci utamanya adalah para pelaku itu sendiri, meminjam istilah dua sisi pisau tajam, disatu sisi bisa begitu bermanfaat di sisi lain bisa menjadi pembunuh.
Langganan:
Postingan (Atom)